Senin, 24 Agustus 2015

Alasan Perempuan Turki Menggunakan Hijab


Assalammu'alaikum wr.wb.

Negara Turki, negara yang sering kita dengar sebagai negara yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam di dunia. Tapi, dibalik itu semua pemerintah negara Turki pernah melarang warga negaranya untuk menggunakan hijab pada saat pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk. Namun, pemerintah memberhentikan larangan tersebut pada tahun 2013.

Yang akan kita bahas saat ini adalah, alasan latar belakang banyaknya perempuan Turki yang memilih untuk menggunakan hijab. Jika kita membaca suntingan VOA Islam dengan cernaan, maka akan tergambar bahwa banyaknya peminat hijab di Turki merupakan kesadaran dari diri masing-masing untuk kembali ke identitas mereka sebagai umat muslim.


VOA Islam:

"Perlahan-lahan bangsa Turki yang berpenduduk 80 juta jiwa, dan  99 persen Muslim itu, kini mereka ingin kembali ke jati dirinya sebagai identitas Muslim. Perempuan-perempuan Turki, yang dikenal itu, mereka ingin kembali ke karakter dasar mereka sebagai Muslim.
 
Sekulerisme yang menggerus kehidupan mereka selama lebih enam dekade itu, sekarang sekulerisme mulai ditinggalkan, dan menjadi barang yang tak berharga lagi. Kemal Atturk yang menjadi pendiri sekulerisme Turki, sudah mulai dilupakan bangsa yang pernah diwah naungan Khilafah Islamiyah dari Daulah Otsmani.

Belum lama ini, sebuah laporan yang dibuat oleh Yayasan Studi Ekonomi dan Sosial Turki (TESEV) telah mengungkapkan bahwa 76,3 persen Muslim Turki menginginkan perempuan yang berhijab melakukan aktivitas di sektor publik.

Sebuah polling (jajak pendapat)  berjudul "Definisi dan Harapan Mengenai Konstitusi Baru," disiapkan oleh TESEV, berdasarkan partisipasi dari 2.699 orang dari 29 provinsi, dan  menunjukkan keinginan masyarakat Turki, agar para perempuan di negeri itu, dapat menggunakan hijab, dan diberi kebebasan melakukan aktifitas di sektor publik.


Menurut hasil survei yang ada,  76,3 persen Muslim menyatakan bahwa perempuan yang menggunakan hijab harus memiliki hak, dan diberikan hak mereka bekerja di sektor publik termasuk menjadi pejabat negara


Sementara itu, Partai Rakyat Republik (CHP) yang berhaluan sekuler, memberikan pandangan dan sikap yang sangat membatasi para perempuan yang menggunakan hijab dilarang bekerja di sektor publik

CHP menginginkan agar perempuan  berhijab tidak boleh bekerja di sektor publik, termasuk dikantor-kantor. Lebih 51,1 persen pendukung CHP menolak perempuan berhijab melakukan aktifitas di sektor publik

Sementara itu, Partai AKP yang berbasis Islam, 95 persen membolehkan para perempuan yang berhijab bekerja di sektor pulbik, termasuk menjadi pejabat publik.
Dibagian lain, Muslim sebagian besar mereka menginginkan prinsip yang menjadi dasar negara yang paling asas adalah keadilan (65,1 persen), dan kesataraan (50,4 persen), serta sisanya kebebasan (35,6 persen)


Betapa rakyat Turki yang berpenduduk 80 juta, dan 99 persen Muslim itu, menginginkan keadilan (Islam) menjadi prinsip dasar negara di dalam konstitusi yang baru. Namun, mayoritas Muslim Turki masih tetap menginginkan agar sekulerisme (50,6 peren) tidak dihapus dalam konstitusi yang baru. Hanya 8,6 persen, yang benar-benar menginginkan sekulerisme dihapus dari konstitusi Turki.

Memang, sekulerisme yang ditanamkan oleh Kemal Attaturk, selama hampir lebih dari enam dakade, dan menjadikan militer sebagai garda yang menjaga seulerisme dan konstitusi Turki, tidak mudah menghapuskan dari konstitusi negeri itu. 

Sedangkan Partai AKP baru berkuasa sejak tahun 2006, dan dihitung belum satu dekade. Tetapi, AKP dibawah telah berhasil melakukan perubahan yang sangat luas. Termasuk mengembalikan peran Turki sebagai alat negara, dan tidak lagi diperkenankan terlibat dalam politik.

Perdana Menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan, yang berasal dari kubu Islamis, benar-benar berhasil mengantarkan Turki menjadi negara yang makmur tingkat ekonominya, dan mengalami pertumbuhan yang sangat mengesankan, serta relatif stabil dan tidak ada gejolak politik. Erdogan memanjarakan lebih 300 orang  jenderal yang berusaha melakukan kudeta. 

Partai AKP dan Erdogan yang baru saja terpilih kembali keempat kalinya sebagai Ketua AKP telah mengantarkan Turki menjadi pemain utama dalam percaturan politik di tingkat regional dan global. Posisi Turki sangat diperhitungkan oleh Amerika dan Uni Eropa. Inilah sejarah penting yang dicatat oleh Turki dibawah AKP. "

Lihat laman asli: klik disini!


Sumber: http://www.voa-islam.com/read/opini/2012/11/23/21905/mayoritas-perempuan-turki-ingin-menggunakan-hijab/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar